Investasi di dunia kerja adalah waktu.
Waktu akan membentuk :
Pengalaman (experience - bad and good),
Keterampilan (skill),
Pengetahuan (knowledge), dan
Pengembangan perilaku (behaviour/attitude).
Dan waktu akan terbagi menjadi beberapa potongan masa - masa belajar , masa bertumbuh, masa meraih, masa stabil dan masa menunggu.
Bagaimana dengan upah ?
Upah adalah hasil dari investasi waktu, yang akan mulai mendatangkan stabilitas ekonomi mulai dari masa meraih.
Upah yang dihasilkan sebagai pekerja adalah nilai waktu yang dibayarkan berdasarkan kehadiran dan keahlian, dan suatu saat akan menjadi stagnan. Tapi ingat tidak menggambarkan kualitas waktu yang kamu gunakan. Optimalkan waktu sebagai investasi dari sisi kualitas bukan sebagai itung-itungan rupiah yang dibawa pulang.
Tapi saya belum merasakan stabilitas ekonomi meskipun sudah hampir 12 tahun bekerja.
Ubah mindset mengenai bekerja. Bekerja adalah proses belajar dan menempuh kegagalan yang dibayar. Jadikan diri anda seorang investor waktu yang berani mengambil resiko (high risk) meskipun mengetahui bahwa pengembalian waktu anda (nb. upah) setiap bulan akan tetap sama.
Jangan menjadi pekerja yang berinvestasi waktu dengan resiko rendah tapi ingin mendapatkan upah yang tinggi (apalagi anda sudah memasuki masa usia yang tidak produktif), ingat ketika perusahaan melakukan rasionalisasi atau perampingan atau sizing ruang lingkup perusahaan, anda yang terkena resiko paling besar.
Gunakan waktu bekerja sebaik mungkin, maksimal usia 30 tahun untuk bertumbuh, tambah 5 tahun lagi untuk meraih, dan sisanya untuk menikmati dan menjadi ahli di jalur yang sudah dipilih.
Apakah sudah waktunya saya berpindah ?
Pertanyaan relevan jika tidak terjadi pengembangan investasi waktu. Datang dan pergi hanya mengharapkan gaji.
Ingat high risk, high gain (in the long term), pekerjaan high risk (dan/atau) diciptakan high risk akan menciptakan kesempatan di masa depan, dan yang pasti akan mendatangkan hasil (baik dalam bentuk upah maupun kesempatan) yang lebih baik.
Ingat - pelebaran comfort zone tidak perlu dilakukan diluar kondisi saat ini, perluas learning zone, jangan takut untuk beresiko. Sekali lagi - bekerja adalah proses belajar dan menempuh kegagalan yang dibayar.
Hai Ridho,
Thanks pertanyaannya.
Gimana untuk milenial sekarang yang kutu loncat ?
Konteks invetasi dijaman sekarang tidak melulu hanya untuk orang yang memiliki uang banyak, harta berlebihan dll. Dengan uang IDR 500rb pun sekarang semua bisa berinvestasi.
Demikian juga, investasi di dunia kerja. Dengan menjadi kutu-loncat bukan berarti kita tidak bisa menginvetasikan waktu kita untuk mendapatkan penambahan pengetahuan, skill atau apapun yang bisa menambah nilai kita sebagai pekerja. Sehingga kita bisa menjadi kutu loncat yang sedang menaiki tangga, bukan kutu loncat yang berada di jalan datar.
Lahiriah menjadi pekerja di Indonesia adalah ada saatnya kita memang harus menjadi kutu loncat karena keharusan. Status kepekerjaan Kontrak menyebabkan setiap berakhir kontrak kita dihadapkan pada dilema “Stay” or “Leave”. Dan keputusan itu…
Gimana KLO trend milennial sekarang yang kutu loncat? Dan trend start up yg penting bisa kerja tanpa pengalaman ataupun formal education.